Mengintip Keperawanan Tujuh Curug di Kalidesel Watumalang
Salah satu desa di Kecamatan Watumalang yang memiliki potensi unggulan hasil pertanian seperti jagung dan cabai ialah Desa Kalidesel. Selain kaya potensi pertanian, di kawasan desa berbukit itu terdapat potensi wisata alam yang masih tersembunyi. Bahkan, kerap disebut perawan. MAGELANGEKSPRES.COM - PERAWAN yang dimaksud di sini yaitu, air terjun berbeda dengan di kawasan lain. Uniknya, curug atau air terjun di sana tak hanya ada satu tetapi ada sekitar tujuh air terjun yang bisa dieksplorasi. Ada Curug Silumpang Atas dan Bawah, juga ada Curug Pinton di Dusun Kalidesel, lalu ada Curug Gribig, Curug Sitepus, Curug Si Gludug, dan Curug Si Sabrang yang ada di Dusun Lamuk, lalu di Dusun Jawera ada Curug Grenjeng. Pihak Pemerintahan Desa Kalidesel tengah berupaya menjadikan obyek wisata curug tersebut menjadi wisata alternatif di Wonosobo. Salah satu dari tujuh curug tersebut ialah curug Si Gludug yang merupakan curug dengan akses termudah. Untuk Si Gludug, dari pihak desa sudah dianggarkan pada tahun 2019 untuk dilakukan penataan tempat di lokasi curug. Sehingga kedepannya potensi curug semakin dikenal karena semakin mudah dijangkau dan secepatnya akan dilakukan beberapa pembenahan agar obyek wisata lain di beberapa dusunbisa naik kelas. “Kita sedang menyiapkan kebijakan di tingkat desa, serta perencanaan pembangunan infrastrukturnya. Terutama, penataan di lokasi curug dan kita upayakan untuk bisa lebih memadai bagi wisatawan,” kata Sekretaris Desa Kalidesel Hanif Alvian kemarin. Dengan ketinggian hampir 30 meter, Si Gludug yang berada tepat di kaki gunung Bismo itu ternyata menyimpan pesona alami yang unik. Terlebih dalam satu kawasan curug tersebut, pengunjung bisa merasakan air dingin dan juga air hangat sekaligus. Sumber airnya diyakini berasal dari kaki gunung dan warga desa setempat Tunjang Ari Suseno, kawasan itu biasa disebut dengan ‘Alas Semembut’. Kalau ingin merasakan nikmatnya air dingin yang segar, pengunjung bisa langsung menuju ke curugnya. Sedangkan, jika ingin menikmati air hangat bisa menuju di samping curug yang ditumbuhi banyak lumut. “Keunikannya usai merasa kedinginan, pengunjung yang mandi di curug, bisa langsung menghangatkan badan tak jauh dari sana,” imbuh Tunjang yang juga penggiat Desa Wisata Kalidesel. Pemandangan lain yang menarik juga adanya stalaktit dan stalakmit yang terbentuk bak batu karang. Letak curug Si Gludug sendiri juga ada di kawasan perbatasan Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Sementara itu, menurut Kabid Destinasi Pariwisata Disparbud Edi Santoso, keberadaan curug Si Gludug diharapkan bisa menjadi salah satu destinasi wisata lokal yang menjadi alternative. Mengingat kini tengah naik daun berbagai jenis wisata yang mencakup olahraga berjalan kaki di alam. “Potensi Kalidesel sudah ada dan besar, tinggal manajemen pengelolaannya yang harus disiapkan dengan matang. Harus memenuhi 4 A yaitu accessibility, amenity, attraction, dan juga ancillary sebelum benar-benar siap dijual. Yang terpenting ada konsep dan penataan dulu,” kata Edi. Meski belum dikelola maksimal, Curug Si Gludug kini sudah semakin dikenal lewat media sosial. Hanya butuh kurang lebih sekitar satu jam dari pusat kota Wonosobo untuk menjangkau kawasan curug dan pengunjung bisa berjalan kaki 15 menit menyusuri jalan setapak dari area parkir. Kedepannya, disebut Edi, desa Kalidesel juga akan disokong oleh berbagai aktivitas dan atraksi swisata seperti pertunjukan seni budaya, aktivitas keseharian petani, hingga live-in. Nantinya wisata itu akan dikemas dalam bentuk paket wisata dan dipromosikan untuk menambah destinasi. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: